Senin, 20 Januari 2014

KAIDAH DALAM TAFSIR ALQUR'AN




Oleh: Ummu Zaid Syiefa

Para ulama menyebutkan kaidah di dalam memahami dan menafsirkan Alquran sebagai berikut:

- Menafsirkan Alquran dengan Alquran.

- Menafsirkan Alquran dengan as-Sunnah.

- Menafsirkan Alquran dengan perkataan-perkataan para sahabat.

- Menafsirkan Alquran dengan perkataan-perkataan para tabi’in.

- Menafsirkan Alquran dengan bahasa Alquran dan as-Sunnah, atau keumumam bahasa Arab.



1. IMAM fathurrozi mengatakan, jalan pentafsiran alquran dengan alqur;an adalah jalan yg terbaik.

imam ibn taimiyyah jg menegaskan:

metode yang paling tepat adalah menafsirkan alquran dengan ayat lain, karena sesuatu yang global dalam alquran sdh dijelaskan secara rinci di ayat yang lain.

kitab tafsir dalam metode ini seperti tafsir ibnu katsir, kitab adhwaul bayan imam assinkity, dll.



contoh:

- permasalahn apakah pelaku kesyirikan jika jika bertaubat akan diampuni oleh Allah? seperti dlm ayat surat annisa' 48

إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

Artinnya:

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain/dibawah dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya....



ditafsirkan oleh surat azzumar ayat 53

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ





Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya (yakni dengan taubat). Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang



: jadi semua dosa tanpa terkecuali mendapatkan ampunan dari Allah jika dia bertaubat...Allahua'lam.